Pukul 11.00 WIB. Aku terbangun, mimpi itu datang lagi. Mitos menyebutkan jika orang tersebut memikirkan kita maka akan datang ke mimpi kita. Dia kembali datang setelah kejadian tadi siang membuatku kesal. Aku kira dia sudah acuh tak acuh padaku. Tak peduli lagi karena telah melupakanku. Mimpi itu bercerita aku sedang membuka sosial media path, dia menagih janji karena aku belum mentraktir dia. Aku pun mentraktir dia ke bioskop didaerah Karawaci, Tangerang. Tak ku sangka dia merangkulku. Aku pun terkejut tapi rasa nyaman itu kembali. Air mata pun menetes karena rasa kangen muncul. Rindu rasanya bicara padanya bahkan rindu pada tatapan matanya yang dalam tapi nyaman.
Siangnya aku mengepost foto di path. Ini kode, harusnya dia sadar. Hubungan 9 bulan ini tak kunjung dengan penjelasanan. Hanya berakhir sampai friendzone. Entah siapa yang memulai dan nantinya mengakhiri.
Foto itu ku masukan dengan tulisan "Harusnya kamu tegas sama orang yang bilang kata sayang tapi nggak pernah beri kamu kejelasan. Jangan bodoh berkali-kali."
Tak ku sangka foto tersebut di love-kan dia. Hatiku pun bertanya kapan dia me-love-kan hatiku ini? Aku menunggunya dari dulu. Aku juga mengetahuinya dia mungkin menyerah oleh sikapku yang berlebihan. Aku takut pada akhirnya menjauh. Jarak lagi yang jadi penghalang.
Kembali ke 9 bulan yang lalu.
Sakit rasanya melihat orang yang kau suka menembak orang. Salah! Kau pilih orang yang salah. Aku pun hanya bisa pasrah oleh keadaan. Memang takdir memisahkan kenyataan. Sebulan berlalu, ku melihat ada keraguaan dihatimu. Entah kenapa mulut ini tak berani bertanya, badan ini juga tak berani untuk mengarah padamu. Sampai akhirnya temanku bertanya, kau curhat padanya. Kami pun membuka forum. Semakin dekat, semakin nyaman.
Pacarmu sakit, kita menjenguknya. Itulah menurutku awal kedekatan kami. Pandanganmu berbeda. Aku merasakannya. Berbeda saat memandang orang yang kau sayang. Aku pun merasa menyesal telah menjadi orang ketiga. Jahat!
Kau putus, kita semakin dekat. Tapi tak satupun dari kita yang berani mengungkapkannya. Suatu hari teman sebangku-ku kembali bercerita. Dia mengungkapkan kalau kau suka padaku. Inilah yang ku tunggu. Satu bulan tanpa kejelasan aku tetap sabar. Sampai kita bermain truth or dare. Kau bertanya "Jika ada yang suka padamu, tapi kau tak memberi kejelasan. Pada akhirnya dia menjauh dan suka pada yang lain? Bagaimana?"
Aku pun menjawab "Hatiku selalu ikhlas kalo dia suka dengan yang lain. Berarti dia tak sabar menunggu, dia bukan pilihan yang baik."
Sampai sekarang aku tak mengerti kenapa aku menjawab seperti itu. Karena pada akhirnya aku kehilangan intan permata yang tak pudar itu. Aku termakan oleh kata hati yang terlalu menafik untuk bilang aku sayang kamu. Terlalu banyak cintamu yang mengisi hatimu dan lalu pergi. Tapi aku disini tetap bertahan untukmu.
Untukmu seseorang yang dahulu mengingatku.
Aku sayang padamu:)
Siangnya aku mengepost foto di path. Ini kode, harusnya dia sadar. Hubungan 9 bulan ini tak kunjung dengan penjelasanan. Hanya berakhir sampai friendzone. Entah siapa yang memulai dan nantinya mengakhiri.
Foto itu ku masukan dengan tulisan "Harusnya kamu tegas sama orang yang bilang kata sayang tapi nggak pernah beri kamu kejelasan. Jangan bodoh berkali-kali."
Tak ku sangka foto tersebut di love-kan dia. Hatiku pun bertanya kapan dia me-love-kan hatiku ini? Aku menunggunya dari dulu. Aku juga mengetahuinya dia mungkin menyerah oleh sikapku yang berlebihan. Aku takut pada akhirnya menjauh. Jarak lagi yang jadi penghalang.
Kembali ke 9 bulan yang lalu.
Sakit rasanya melihat orang yang kau suka menembak orang. Salah! Kau pilih orang yang salah. Aku pun hanya bisa pasrah oleh keadaan. Memang takdir memisahkan kenyataan. Sebulan berlalu, ku melihat ada keraguaan dihatimu. Entah kenapa mulut ini tak berani bertanya, badan ini juga tak berani untuk mengarah padamu. Sampai akhirnya temanku bertanya, kau curhat padanya. Kami pun membuka forum. Semakin dekat, semakin nyaman.
Pacarmu sakit, kita menjenguknya. Itulah menurutku awal kedekatan kami. Pandanganmu berbeda. Aku merasakannya. Berbeda saat memandang orang yang kau sayang. Aku pun merasa menyesal telah menjadi orang ketiga. Jahat!
Kau putus, kita semakin dekat. Tapi tak satupun dari kita yang berani mengungkapkannya. Suatu hari teman sebangku-ku kembali bercerita. Dia mengungkapkan kalau kau suka padaku. Inilah yang ku tunggu. Satu bulan tanpa kejelasan aku tetap sabar. Sampai kita bermain truth or dare. Kau bertanya "Jika ada yang suka padamu, tapi kau tak memberi kejelasan. Pada akhirnya dia menjauh dan suka pada yang lain? Bagaimana?"
Aku pun menjawab "Hatiku selalu ikhlas kalo dia suka dengan yang lain. Berarti dia tak sabar menunggu, dia bukan pilihan yang baik."
Sampai sekarang aku tak mengerti kenapa aku menjawab seperti itu. Karena pada akhirnya aku kehilangan intan permata yang tak pudar itu. Aku termakan oleh kata hati yang terlalu menafik untuk bilang aku sayang kamu. Terlalu banyak cintamu yang mengisi hatimu dan lalu pergi. Tapi aku disini tetap bertahan untukmu.
Untukmu seseorang yang dahulu mengingatku.
Aku sayang padamu:)
Comments