Pada dasarnya cinta itu memiliki dua sisi, sayang dan ikhlas. Itu sih menurut gue. Kalo lo semua pernah ngerasain apa yang lagi gue rasain dijamin rasanya sakit, galau tingkat petir kesamber geledek, cemas-cemas gentayangan. Belum lagi kalo tiba-tiba doi berubah makin badmood aja dah deket doi. Belum sebulan udah ngerasain kebosenan. Emang hati gue buat mainan apa. Hhhhhhh cinta sesaat? Numpang lewat gitu? Jaman aja.
Belum lagi kalo udah kegeeran, nunggu-nunggu kapan doi nembak. Kalo doi nembak!!! Kalo engga? Kalo yang ditembak malah orang lain? Fuck man!!! Atau malah balikan sama mantannya? Duh katanya udah ga sayang itu mulut apa SPG sih? Janji saja.
Cinta itu ga perlu dibuktikan, bukti? Harusnya orang itu memperlihatkan tanpa nunggu mesti dibuktikan. Tanpa sadar kalo dia sayang lo bakal ngebuktiin kok tanpa disuruh. Tapi kenyataan bukti ini cuma janji, obral 75%. Diskon gede-gedean sampe hati gue rapuh lagi.
Tatapan matanya seolah tak peduli lagi kepadaku, dingin, jauh, terlalu longgar. Tak seperti dulu yang menatapku tajam penuh cinta, dalam seakan menghasutku untuk masuk kedalamnya. Belaian tangan itu juga sudah tak pernah hinggap dikepalaku. Rasanya rindu kepala ini akan belaiannya.
Hari ini tepat 10 febuari 2014, tak terasa hariku penuh lelah dengan tugas yang bertumpuk dan terus menikamku. Seberapa banyak yang ku kerjakan takkan pernah ada habisnya. Ini hari senin disaat upacara pertama bendera karena gedung baru sudah siap untuk memajang bendera merah putih yang berkibar. Aku bukan tak sanggup untuk belajar tapi lelah,penat didalam hatiku terus menghantuiku. Hari ini ku lihat dia, mengobrol dengan teman yang ku kenal. Terlihat dari cara berbicara mereka yang tak canggung membuatku iri. Ingin rasanya ku putar balikan waktu, bersahabat kembali dengannya. Sebentar..... Apa perasaan ini? Apa kejanggalan dihatiku ini?
Aku pun pergi menuju bangku tempat dimana aku duduk sekarang. Menaruh tas dan menyapa teman sebangku.
"Pagi rifaa, wetss dagangannya udah laku aja. Yah dinah gak kebagian dong." kataku sambil lesu.
"Maaf ya din, tadi kelas sebelah ngeborong. Dina jadi gak sarapan deh hehehe rifa anterin ke kantin mau?" ajaknya.
"Engga deh nanti aja. Mau nyalin pr dulu."
Setelah sekian lama udah gak pernah dapet 80, akhirnya ulangan sejarah kali ini lulus juga dengan nilai segitu. Ternyata gue gak bego banget. Asal gue rajin belajar pasti bisa lulus ulangan. Deggg, doi juga gak remedial. So gue bisa ngobrol dong. Yesss! Akhir-akhir ini cuma seru di chat line sama dia. Sedangkan kalo dikelas jadi canggung. Entah gue yang nunduk karena gamau ngeliat mata dia. Ataupun dianya yang asik ngobrol dengan temen yang lainnya.
"Din disini aja, dibelakang. Sekalian lanjutin bahasa inggris." Kata rifa yang sudah duduk didepannya.
"Iya rifa." Dengan enggan aku berjalan menuju kearahnya. Dina gak boleh nunduk mesti ngeliat dia seolah gak ada apa-apa.
Terjadi percakapan yang seru. Itulah mengapa aku menyukai, nyaman bahkan sangat-sangat ingin disampingnya. Karena dia adalah sahabat terbaik. Tapi entah salah siapa. Entah siapa yang jujur. Perasaan itu kita mimpikan untuk menjadi sesuatu yang lebih. Tapi sudah sebulan kami berpendekatan ria. PDKT. Tidak ada yang pernah memulai untuk mengatakan kemunafikan yg kita sembunyikan. Justru perlahan dia berubah menjauh. Itu yang aku takutkan.
Dia selalu bilang 'jangan membuatku berubah jika engkau nyaman aku begini. Pertahankan itu. Pertahankan dia.' Tapi sekarang justru kebalikannya, dia saat aku sudah mencintainya ku rasa dia menyiayiakanku. Redup hatinya untukku. Bahkan masa lalu pun memaksaku untuk terus mencintainya sebagai sahabat.
Aku tau salah satu kebiasaan buruknya, cepat bosan oleh keadaan. Akupun begitu tapi karena rasa nyaman yang kurasakan. Ku pendam semua rasa itu. Sampai kapan ini berjalan? Haruskah perasaan ini ku pendam sampai saatnya tiba? Atau malah dia menghilang tanpa jejak.
Lelah asal kau tahu. Lelah menjalani ini. Aku memang cuma bisa mengeluh kepadamu. Jika memang engkau mencintaiku, aku menunggumu. Tapi jika engkau ingin meninggalkanku, cukuplah tersenyum diujung jalan saat kita bertemu. Lepaskanlah aku dan peluklah aku untuk terakhir kalinya.
Dan aku akan mengucapkan....... aku sayang padamu. SAP.
Comments